GERAKAN LITERASI SEKOLAH
- PENGERTIAN LITERASI SEKOLAH
Gerakan Literasi Sekolah adalah suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang biisa merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dan lain sebagainya), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik, pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber pengaturan dalam bentuk cetak, visual, digital, auditori.
Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi tertanam dalam diri peserta didik mengetahui tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.
Hal yang mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keteramipilan membaca meruapakan fondasi untuk mempelajarai berbagai hal lainnya. Kemampuan penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Sayangnya, sampai saat iini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional, dari laporan hasil studi yang dilakukan “Central Counnecticut State University” de New Britain di peroleh informasi bahwa kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat GO dan GI Negara yang di survei (Jakarta Post, 2016).
- BUDAYA LITERASI
- Budaya literasi adalah kunci dari kemajuan sebuah bangsa kemampuan literasi baca dan tulis adalah syarat utama untuk membangun peradaban. Kemampuan literasi adalah kunci dari ilmu pengetahuan.
- Jika meninggalkan budaya literasi tragedi nol buku mengapa orang Indonesia (sedikit, sangat sedikit, luar biasa sedikit) membaca buku ?
Taufik Ismail mengadakan penelitian ke SMA di 13 Negara antara Juli – Oktober 1997 mengenai :
- Kewajiban membaca buku
- Tersedianya buku wajib di perpustakaan sekolah
- Bimbingan menulis
- Pengajaran sastra di sekolah
Taufik Ismail apa yang ia dapatkan dari penelitiannya ?
- Pembiasaan wajib baca sangat penting di terapkan di SMK Perintis Adiluhur, karena wajib baca mempunyai tujuan, yaitu :
- Membentuk budi pekerti yang luhur
- Mengembangkan rasa cinta membaca di sekolah
- Menambahkan pengetahuan dan pengalaman
- Meningkatkan intelektual
- Meningkatkan kreativitas
- Meningkatkan kemampuan literasi tinggi
PERPUSTAKAAN DIGITAL
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang harus memenuhi standar nasional perpustakaan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan¸ serta wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani seluruh peserta didik dan pendidik.
Perkembangan dunia perpustakaan saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi informasi sebagai sarana pendukung perkembangan perpustakaan. Penggunaan teknologi informasi di perpustakaan bertujuan untuk memberikan kemudahan akses dan meningkatkan efisiensi pekerjaan serta kualitas pelayanan pada pengguna. Perpustakaan sebagai pusat informasi semakin dituntut untuk memberikan layanan informasi yang lebih baik dan tepat guna, sehingga dapat menarik perhatian pemustaka dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang berbeda seperti anak-anak, pelajar, mahasiswa, dosen, peneliti, dan sebagainya. Begitu juga dengan perpustakaan sekolah, sebagai jantung sekolah, perpustakaan harus bisa dan tetap menunjukkan eksistensinya dalam memenuhi kebutuhan informasi para siswa dan guru di sekolah tersebut.
Perpustakaan sekolah sebagai pusat informasi tidak dapat terhindar dari dampak perkembangan teknologi informasi yang telah mengubah wahana penyampaian informasi kepada pengguna. Teknologi informasi sangat dibutuhkan pada perpustakaan sekolah karena dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan proses layanan pada pengguna perpustakaan sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Pemanfaatan teknologi informasi sangat membantu tugas-tugas perpustakaan sekolah lebih cepat dan akurat dalam menemukan dan menyebarluaskan informasi.
Perkembangan perpustakaan sekolah berbasis teknologi informasi ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 pasal 23 tentang Perpustakaan Sekolah, bahwa pada ayat 5 dijelaskan, perpustakaan sekolah/ madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Salah satu jenis perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pelayanannya adalah jenis perpustakaan digital. Dengan sistem digital ini suatu perpustakaan mempunyai kelebihan dalam menghemat ruangan, akses ganda dalam menggunakan koleksi, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk multimedia dan biaya akan lebih murah.
SMK Perintis Adiluhur merupakan salah satu sekolah yang menerapkan perpustakaan konvensional dan digital untuk pengembangan perpustakaan sekolahnya. Walaupun dalam pelaksanaan kurang maksimal, namun akan tetap memperbaiki dalam perkembangan perpustakaan.
B. Tujuan
Perpustakaan digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang sudah dipublikasikan.
- Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital.
- Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.
- Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
- Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SMK PERINTIS
A. PERPUSTAKAAN DIGITAL
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, mau tidak mau harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan mewujudkan digital library atau perpustakaan digital yang terhubung dalam jaringan komputer.
Dari pemahaman tersebut dapat dijelaskan bahwa perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk staff dengan keahlian khusus, untuk menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses intelektual, mendistribusikan, melestarikan, dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu atau masyarakat terpilih, secara ekonomis dan mudah.
Dari beberapa definisi mengenai perpustakaan digital, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital merupakan sebuah sistem yang memudahkan akses informasi dalam bentuk digital yang didalamnya terdapat staff dengan keahlian khusus untuk menyebarluaskan informasi melalui jaringan internet.
B. PROSES DIGITALISASI DOKUMEN
Koleksi bagi perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya layanan perpustakaan dengan baik.Keterbatasan anggaran untuk menambah koleksi di suatu perpustakaan merupakan masalah tersendiri bagi perpustakaan.
Dalam bidang perpustakaan, proses digitalisasi adalah kegiatan mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Digitalisasi bahan- bahan ini dimaksudkan untuk melestarikan informasi. Digitalisasi bahan tercetak seperti buku, majalah ataupun hasil penelitian bisa dilakukan dengan memindai menggunakan mesin scanner.
- Proses Digitalisasi
Proses digitalisasi adalah proses yang mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital.
Proses tersebut dibedakan menjadi tiga kegiatan utama yaitu :
- Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan adalah berkas PDF.
- Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya, dengan software adobe acrobat, termasuk proses OCR (Optical Character Recognition). Proses OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks.
- Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF yang berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang telah melalui proses editing.
C. PENGELOLAAN KOLEKSI DIGITAL SMK PERINTIS ADILUHUR
Pengadaan koleksi digital di SMK Perintis Adiluhur ini masih mencari konten-konten yang gratis, tapi kadang ada juga konten yang berbayar tapi itupun sangat jarang karena untuk pengefisiensian sumber dana yang digunakan. Pada awalnya banyak konten digital yang berbayar, namun sekarang banyak konten digital yang free sehingga sekarang lebih condong ke konten digital yang free tersebut.
Asal koleksi yang akan di digitalkan adalah sebagian besar adalah dari buku, tapi kalau buku yang akan di digitalkan telah ada di perpustakaan konvensional, pustakawan hanya sekedar menscan sampul judul buku dan memberikan sinopsis dari buku tersebut sehingga dapat memancing ketertarikan siswa untuk membaca buku, intinya tidak semua isi buku yang di scan. Jika buku yang didapatkan dari internet berbentuk pdf maka semua isi buku itu diunggah kembali dan di simpan di server yang telah tersedia tapi juga diberi sinopsis agar siswa tertarik untuk membacanya. Bentuk koleksi yang di digitalkan berupa buku, video compact disc (VCD) dan adapula foto-foto.
Hambatan dalam pengadaan koleksi digital adalah keterbatasan sumber daya manusia yang ada, karena keterbatasan pustakawan yang ada di SMK Perintis Adiluhur dan yang mengurusi teknologi informasinya adalah pustakawan sendiri, ini berarti pustakawan mempunyai tugas ganda yaitu pengadaan dan perawatan.
Mengenai prosedur pengadaan koleksi digital sendiri adalah dengan mencari konten yang dibutuhkan apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak, setelah itu kalau konten dirasa penting maka dipastikan gratis tidaknya konten, kemudian konten tersebut di unduh dan setelah di edit langsung dan di unggah ulang di website SMK Perintis Adiluhur.
Hasil dari pengunduhan konten tersebut akan di simpan di server sekolah, hal ini di karenakan server perpustakaan digital masih tergabung dengan server teknologi informasi sekolah.
Ketersesuaian pengadaan koleksi digital di perpustakaan digital SMK Perintis Adiluhur masih kurang jika dilihat dari segi kebutuhan, masih ada beberapa konten yang belum memenuhi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Yang terlibat dalam pengolahan koleksi digital di perpustakaan digitalSMK Perintis Adiluhur seharusnya pustakawan dan pegawai teknologi informasi, namun untuk sementara pegawai teknologi informasi sekolah khusus di perpustakaan belum ada maka yang bertanggung jawab adalah pustakawan sendiri.