PENTINGNYA KONSEP DIRI REMAJA DALAM MENANGKAL PERILAKU BERESIKO

Apa itu konsep diri?

Menurut Carl Rogers, penemu psikologi humanistik, konsep diri adalah pengetahuan seseorang tentang siapa dirinya, baik tentang kepribadian, kemampuan, dan perilaku. Konsep diri mulai tumbuh pada awal masa kanak-kanak dan terus berkembang sepanjang hidup manusia. Namun, konsep diri berkembang paling intens di masa remaja dan akan memberi landasan hidup remaja ke depannya. Alasannya, di masa remaja lah seseorang mencoba berbagai macam karakter dan peran. Karena itulah, masa remaja merupakan periode kunci bagi konsep diri.

Apa yang mempengaruhi konsep diri positif dan konsep diri negatif ?

Konsep diri terdiri dari tiga hal, yaitu pendapat remaja mengenai dirinya (self-image), cara  remaja menghargai dirinya dibandingkan dengan orang lain (self-esteem), dan sosok ideal yang remaja ingin capai (ideal self). Baik buruknya konsep diri akan bergantung pada sukses tidaknya remaja di area yang mereka anggap penting dan pendapat orang tentang dirinya. Penerimaan orang lain dan kesuksesan remaja akan memperkuat konsep diri dan harga dirinya. 

Jika seorang anak merasa diterima, dihargai, dicintai, maka anak itu akan menerima, menghargia, dan mencintai dirinya (berkonsepp diri positif). Sebaliknya jika orang-orang yang berpengaruh di sekelilingnya misalnya orang tua, guru, orang dewasa lainnya, atau teman-temannya ternyata meremehkan, merendahkannya, mempermalukannya, dan menolaknya, maka pengalaman itu akan disikapi dengan negatif sehingga memunculkan konsep diri negatif.

Sebagai contoh, jika remaja tidak memiliki banyak teman namun ukuran kesukesan baginya adalah memiliki banyak teman, maka ia akan mengangap dirinya gagal. Terlebih lagi, jika teman-temannya menganggap dirinya berbeda sehingga tidak pernah mengajaknya berinteraksi. Maka, ia akan memiliki konsep diri yang negatif juga memiliki kepercayaan diri yang rendah. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan konsep diri anak, sedangkan orang tua yang lebih banyak mengkritik dibandingkan memberi apresiasi juga dapat membuat remaja memiliki konsep diri negatif.

Bagaimana konsep diri yang negatif bisa mendorong terjadinya perilaku berisiko?

Karena konsep diri berkaitan dengan seberapa baik remaja tersebut mengenal dirinya, maka remaja yang tidak tahu siapa dirinya akan berusaha mencari identitas diri dengan cara mencoba berbagai hal. Jika lingkungan pertemanannya ternyata rentan dengan perilaku berisiko, maka remaja akan lebih mudah terbawa arus mengingat penerimaan dari teman sebaya merupakan hal penting dalam hidupnya. Citra remaja “keren” yang ditunjukkan media juga dapat mendorong remaja mencoba hal berisiko, seperti seks bebas, merokok, narkoba, apalagi jika orang tua tidak menanamkan nilai-nilai agama sejak dini anak akan mudah terpengaruh.

Agar konsep diri remaja positif, apa yang harus dilakukan?

Konsep diri positif dapat membuat remaja berpikir bahwa dirinya dan masa depannya terlalu berharga untuk melakukan hal-hal berisiko. Untuk sampai ke titik tersebut, remaja sangat membutuhkan bantuan orang tua dan lingkungan sekitarnya termasuk guru di sekolah. Beberapa cara dari situs Mindful ini dapat dilakukan untuk membangun konsep diri yang positif pada remaja:

  1. Melakukan aktivitas fisik

Remaja mulai sadar akan penampilan dan bentuk tubuhnya. Olahraga, paskibra, menari dapat membuatnya lebih sehat dan percaya diri.

  1. Cintai diri sendiri

Jangan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Sebaliknya, menerima kekurangan yang ada pada diri, jangan menjadikan kekurangan sebagai beban, memberikan apresiasi\penghargaan terhadap diri sendiri jika telah berusaha maksimal. Dan selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.

  1. Fokus pada kelebihan

Menemukan minat dan bakat dapat membuat remaja memiliki konsep diri yang positif. melakukan aktivitas yang dapat mengasah minat dan bakat yang dimiliki.

  1. Membantu orang lain

Membantu orang lain yang tidak dikenal, termasuk aktif dalam gerakan kemanusiaan dan lingkungan, membuat remaja merasa memiliki dampak positif di luar diri mereka sendiri.

Sumber : https://skata.info/article/detail/500/pentingnya-konsep-diri-remaja-dalam-menangkal-perilaku-berisiko-2