ANTARA STM, SMEA DAN SMK (Dalam Lintasan Waktu)

Silahkan siapkan alat tulis dan buku latihannya. Soal nomor 1. Apa kepanjangan dari STM. 2. Pernahkah kamu mendengar gurumu menyebutmu siswa STM ?

Dua soal di atas merupakan candaan siswa generasi z yan sering ditanyakan pada gurunya. Hal itu tidak terlepas dari sejarah Panjang pedidikan Vokasi negara kita. Lantas siapa sebenarnya STM itu… ??

STM adalah singkatan dari Sekolah Teknik Menengah. Sekolah ini adalah salah satu nama untuk jenjang pendidikan di Indonesia yang menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja produktif yang menguasai berbagai bidang teknik. 

Maka dari itu, di dalam STM sendiri ada berbagai jurusan yang berkenaan dengan teknik. Mulai dari teknik mesin, teknik kimia, teknik pemeliharaan alat listrik, teknik rangka motor, teknik instrumen pesawat terbang, dan banyak lagi.

Mengingat bidang teknik ini banyak diisi oleh anak-anak lelaki, maka nama STM menjadi sangat identik dengan sekolahnya lelaki. Maka tak heran juga jika dahulu STM ini dikenal sebagai sekolah yang siswanya gemar turun untuk tawuran (meski tentu tidak semuanya)

Dulu, di Indonesia STM menjadi salah satu sekolah kejuruan yang populer selain SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas), SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas), dan berbagai sekolah kejuruan lainnya.

Berbagai sekolah kejuruan di atas kemudian digabungkan dan diseragamkan penamaannya menjadi SMK atau yang Kita kenal sebagai Sekolah Menengah Kejuruan tepat pada Tahun 1997 setelah turunnya Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sejarah STM

Baca Juga : Profil Teknik Otomotif

STM ini bisa dibilang merupakan salah satu bentuk sekolah yang sangat legendaris. Sekolah level menengah untuk bidang teknik sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Tepatnya tahun 1853. Sebagaimana dicatat oleh Tirto dari buku Pendidikan Indonesia dari Jaman ke Jaman, dikisahkan bahwa dulu adala sekolah yang namanya Ambachtsschool atau Sekolah Pertukangan. Sekolah ini berkembang dan tumbuh di beberapa daerah di Indonesia seperti Batavia dan Surabaya.

Generasi muda yang bisa bersekolah di tempat ini adalah mereka yang sebelumnya menamatkan sekolah dasar yang juga didirikan oleh Belanda. Lulusannya, saat itu diarahkan untuk menjadi seorang mandor atau werkbaas dalam berbagai bidang. Mulai dari montir mobil, penata batu, kelistrikan, hingga permesinan.

Pada mulanya, sekolah teknik semacam ini dilakukan dalam waktu tiga tahun. Namun pada tahun 1913, lama proses pendidikannya sempat bertambah menjadi 4 tahun.

Sekolah Teknik Menengah ini terus ada di tengah masyarakat Indonesia namun kurang diberi perhatian. Meskipun jumlahnya sebelum tahun 1970-an sudah mencapai ratusan sekolah di penjuru Indonesia.

STM dan berbagai Sekolah Kejuruan ini baru diberi perhatian yang lebih besar ketika memasuki tahun pelajaran 1976/77. Saat itu, negara secara khusus memunculkan kurikulum yang mengatur sekolah-sekolah kejuruan termasuk STM, hingga dilanjurkan pada penyempurnaannya di tahun 1984.

Diantaranya adalah:

  • Kegiatan praktik mendapat porsi 30-50% dari kegiatan belajar
  • Kegiatan belajar dilakukan selama 12 hingga 20 jam pelajaran dalam seminggu
  • Metode balajar yang disosialisikan untuk digunakan adalah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dimana siswa didorong lebih aktif untuk mendemonstrasikan pekerjaannya dihadapan guru

Hingga singkat kisah, STM dan berbagai sekolah kejuruan sejenis melebur dengan satu nama yang saat ini dikenal sebagai SMK pada tahun 1997. Dengan demikian, di dalam SMK terdapat banyak sekali jurusan, termasuk jurusan-jurusan yang berhubungan dengan teknik sebagaimana yang terdapat pula dalam STM.

Perbedaan STM dan SMK

Dengan kisah sejarah yang diuraikan di atas, maka dapat diberikan kesimpulan, bahwa ada beberapa perbedaan yang mencolok antara STM dan SMK.

1. Perbedaan Bidang Kejuruan

STM hanya meliputi bidang-bidang kejuruan yang sifatnya terkategori bidang teknik saja. Sedangkan SMK sangat luas, bukan hanya bidang teknik, namun segala bidang kejuruan.

2. Perbedaan Masa Beroperasi

STM sekarang sudah tidak ada lagi, STM ada sebelum tahun 1997 dan sudah eksis dalam jangka waktu yang panjang. Sementara SMK baru ada dan dikenal setelah tahun1997 hingga hari ini.

3. Perbedaan Dominasi Jenis Kelamin Peserta Didik

STM sangat identik dengan siswa laki-laki. Mayoritas siwa yang duduk dibangku STM adalah anak-anak lelaki. Sedangkan SMK sangat beragam. Di jurusan tertentu mungkin masih didominasi lelaki, namun di jurusan yang lainnya jumlahnya sama atau bahkan ada yang mayoritas atau keseluruhannya wanita (seperti jurusan tata boga atau tata busana).

NoPerbedaanSTMSMK
1Bidang KejuruanHanya bidang-bidang teknikSeluruh
bidang kejuruan
2Masa BeroperasiSebelum 1997Setelah 1997
3Jenis Kelamin SiswaDidominasi
lelaki
Beragam

Meskipun terdapat beberapa perbedaan, namun pada dasarnya keduanya memiliki lebih banyak kesamaan yang mendasar. Yakni sama-sama sekolah kejuruan yang lulusannya disiapkan untuk menjadi sumber daya siap kerja yang setelah lulus bisa langsung menjadi generasi produktif dan diserap oleh dunia industri.

Perbedaan STM, SMK, dan SMA

Perbedaan antara STM/SMK dengan SMA sendiri tentunya ada dan sangat mendasar. Kalian yang saat ini masih duduk dibangku SMP dan hendak menentukan pilihan, apakah mau masuk SMK atau SMA, perlu untuk memahami perbedaannya.

1. Tujuan Kurikulum Pendidikannya

Secara umum, baik SMK maupun SMA tentu tujuannya untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas.

Namun, jika ditelaah lebih jauh. keduanya punya tujuan spesifik yang jelas berbeda. SMK, kurikulumnya mengarahkan siswanya untuk menjadi lulusan yang sudah siap kerja dan berkarir dalam bidang tertentu. Sehingga ketika lulus, idealnya ia tak perlu kuliah lagi, karena ia sudah punya skill yang mumpuni untuk langsung bekerja dan terjung di dunia industri.

Sedangkan SMA tidak demikian. Dalam kurikulumnya, SMA menyiapkan siswanya untuk kelak bisa menjadi tenaga profesional dalam jenjang yang lebih tinggi, yakni perkuliahan. Makanya di SMA hanya ada dua jurusan, yakni IPA dan IPS. Hal ini karena saat kuliah nanti, jurusan yang ada akan tersegmentasi ke dalam dua bidang tersebut.

2. Bobot Kegiatan Teori dan Prakteknya

Di sekolah, ada dua pengalaman belajar yang pasti dilakoni oleh siswa. Yakni kegiatan pembelajaran yang sifatnya teori dan kegiatan yang sifatnya praktek.

Di SMK, bobot kegiatan praktek jelas lebih banyak. Siswa SMK menghabiskan sebagian kegiatan belajarnya di ruang-ruang praktek sesuai dengan bidang kejuruan yang diambil. Misalnya jika mengambil teknik otomotif, maka ia akan banyak belajar langsung di lab bengkel SMK. Bahkan, di SMK ada program Praktek Kerja Industri yang mengharuskan siswa magang dalam jangka waktu tertentu di dunia industri yang sesungguhnya.

Di SMA, bobot kegiatan prakteknya bisa dibilang tidak begitu banyak. Siswa SMA akan lebih ditekankan untuk memiliki pengetahuan atau keterampilan yang sifatnya akademis. Meskipun bobot praktek ada, namun bobot teori lebih terasa mendominasi. Siswa menjadi lebih banyak terasah kemampuan berpikirnya dengan kegiatan menghafal, memahami, menganalisis, hingga mendiskusikan berbagai hal seputar materi yang dibahas.

3. Profil Lulusannnya

Siswa lulusan SMK juga berbeda profil lulusannya dengan lulusan SMA. Ini biasanya terlihat dari bagaimana sekolah mempromosikan siswa-siswa terbaiknya.

Di SMK, sekolah berusaha untuk membuat siswa-siswanya bisa bekerja di dunia industri. Kebanggaan bagi SMK adalah ketika lulusan-lulusannya bisa langsung bekerja di perusahaan-perusahaan atau pabrik ternama dengan kualitas dan gaji yang mentereng. Maka dari itu, SMK juga berusaha untuk menjalin kerjasama dengan dunia industri agar bisa menyerap siswanya menjadi pekerja kelak ketika lulus.

Di SMA, sekolah akan lebih berusaha untuk membuat siswa-siswanya bisa kuliah setelah lulus. Tentu saja kuliah di berbagai perguruan tinggi ternama yang membuat siswa tersebut semakin tinggi lagi kualitas akademis dan profesionalitasnya. Maka jangan heran jika berbagai SMA berbangga diri jika banyak siswanya yang diterima di universitas favorit baik dalam maupun luar negeri.

NoPerbedaanSMK (STM)SMA
1Tujuan KurikulumMencetak siswa
siap kerja
Mencetak
siswa dengan kemampuan akademik bagus
2Isi PembelajaranBobot lebih
banyak praktek
Bobot lebih
banyak teori
3Profil LulusanLulusan yang
dibanggakan adalah yang sudah bekerja di dunia industri
Lulusan yang
dibanggakan adalah yang bisa kuliah di kampus favorit

Nah, demikian sejarah singkatnya… tertarik masuk SMK ?

Baca juga : PPDB SMK perintis

Sumber :

Gambar unggulan : Koleksi Jurusan

Gambar posting : googl3

Artikel : dari berbagai sumber