Belajar dari WS Rendra

Sejenak saya mengingat beberap jam yang lalu, saat masih mengelola persiapan pembelajaran era New Normal karena masih menyikap pandemi covid 19. Tanpa sadar pikiran justru melihat sisi lain yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali. sudah hampir belasan tahun mengabdi untuk pendidikan formal baru terpikirkan. saya merasakan seolah sisttim pendidikan dan sekolah memang tanpa sadar telah dirancang untuk mencetak anak yang gagal jauh lebih banyak dari pada yang berhasil. Banyak sekolah juga telah dirancang untuk lebih banyak memberi label anak yang bermasalah dibandingkan memberi label anak yang berpotensi unggul di bidangnya.

Lihatlah fakta di lapangan, betapa banyak anak-anak yang dinyatakan oleh sekolah ataupun guru sebagai anak yang lambat belajar, tidak bisa konsentrasi, disleksia, hiperaktif dan lainnya. saya sempat teringat seorang pengamat pendidikan yang pernah menyindir “sesungguhnya anaknya yang hiperaktif atau sekolah dan gurunya yang “hiper-pasif”.

Bayangkan anak-anak kita sebagian besar telah di paksa untuk duduk dikursi yang keras selama berjam-jam dari pagi hingga petang, tanpa banyak pergerakan sedikitpun. berapa banyak pula anak-anak yang katanya tergolong pandai harus menderita “bungkuk” di usia yang relatif muda karena proses belajar yang hiper-pasif. 

Saya pikir sudah saatnya kita berbenah setahp-demi setahap, meski tentunya dengan proses perencanaan yang matang. matang dalam sisi kebijakan sekolah maupun kondisi masing-masing anak.  Sungguh ! saudara-saudaraku tercinta, berdasarkan penelitian pakar pendidikan menunjukkan bahwa ” lebih penting mengajari anak kita tentang moral, attitude dan character building dari pada hanya menuntaskan materi pelajaran dan hasil nilai-nilai yang tinggi.   

Karena kehidupan lebih mengharapkan orang-orang yang bermoral dan berkarakter untuk membangun tatanan kehidupan yang jauh lebih baik. Orang-orang yang selalu bersandar pada Allah SWT -Tuhan Yang maha Kuasa, menghormati orang tua dan guru dan mencintai serta menghormati orang-orang di lingkungan tenpat mereka hidup.

Sejenak saya mencermati puisi karya sastrawan yang telah kembali ke pada Nya sekitar tahun 2009 silam.

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milik-ku

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman baiku.

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih,
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….

WS Rendra

(Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas tempat tidur Rumah Sakit).

Kalau boleh saya mengatakan :

Oleh : Mohamad HM. (pengampu mapel TKRO) dalam  Renungan malam 1 Muharram 1442 H.

Teruntuk segenap saudaraku di Kampus SMK Perintis, “SELAMAT TAHUN BARU 1442 HIJRIAH” semoga rahmat dan hidayah dari Allah SWT tetap menyertai gerak langkah kita mendidik generasi bangsa.

 

Note : gambar unggulan dan Puisi di tulis ulang dari dokumen pribadi, tulisan arab “g**gle pic”